Ketergantungan pada internet
Pada dasarnya, hybrid cloud mengandalkan konektivitas internet agar user bisa mengakses data di dalamnya. Maka dari itu, sangat penting untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan jaringan saat ingin mengakses atau mengelola data di dalam media penyimpanan tersebut.
Jadi, ketika koneksi internet perusahaan terputus atau mengalami gangguan, akan sulit bagi karyawan ataupun customer/klien untuk mengakses data yang ada. Selain itu, kemungkinan terjadinya bottleneck (ketidakmampuan sistem dalam mengelola sumber daya jaringan) saat mengirim data antara penyimpanan private dan public sangatlah tinggi. Proses pengiriman ini menggunakan internet sehingga diperlukan koneksi yang kuat dan stabil.
Gangguan tersebut tentu akan memengaruhi operasional dan layanan bisnis kepada customer yang bisa berujung pada penurunan pendapatan. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan?
Infrastruktur Hybrid Cloud
Jika mendengar kata infrastruktur, istilah tersebut memiliki pengertian sebuah dasar atau keseluruhan bagian yang membangun suatu jaringan atau sistem. Jika merujuk pada pengertian ini, berarti infrastruktur hybrid cloud terdiri dari private cloud, public cloud, dan jaringan internet.
Public cloud merujuk pada media penyimpanan yang terbagi dengan pengguna lain. Sementara itu, private cloud merujuk pada infrastruktur yang dikhususkan untuk satu perusahaan tersebut saja.
Jadi, hybrid cloud memungkinkan perusahaan untuk menggunakan kedua layanan tersebut. Di satu sisi, perusahaan bisa memberikan akses kepada pelanggan dan internal perusahaan untuk mengambil data secara umum. Namun, di sisi lain, perusahaan tetap memiliki privasi terhadap data tertentu yang hanya bisa diakses oleh pihak berwenang.
Lalu, jaringan internet menjadi media untuk mengakses data yang ada di dalam kedua infrastruktur tersebut. Ketiga infrastruktur ini akan memudahkan pengguna untuk bisa mengelola data tanpa batasan waktu dan tempat selama terhubung dengan koneksi internet.
Apa itu supervisor dan contohnya? Berapa gaji untuk seorang supervisor? Supervisor Marketing adalah
Apa Itu Supervisor – Sebuah perusahaan umumnya mempunyai struktur organisasi. Dari situlah, posisi seseorang ditentukan di perusahaan untuk mendukung karyawan bekerja lebih efisien. Pada perusahaan berskala besar, struktur organisasi bisa memudahkan dalam perencanaan, perumusan ide, dan pengambilan keputusan. Salah satu peran atau posisi dalam perusahaan adalah supervisor.
Supervisor diposisikan secara unik melalui kontak langsung dengan karyawan setiap harinya untuk menanggapi kebutuhan dan masalah karyawan. Supervisor adalah penghubung langsung antara manajemen dan tenaga kerja. Selain itu, menjadi media yang paling efektif dalam mengembangkan pelatihan kerja, keselamatan kerja, metode kerja yang aman, dan mengidentifikasi tindakan yang merugikan.
Daftar direktur utama
Cara menjadi supervisor
Manajemen cukup rumit
Walaupun penggabungan 2 jenis penyimpanan ini sangat memudahkan pengguna, di sisi lain proses pemeliharaan dan manajemennya ternyata cukup rumit. Diperlukan integrasi yang tepat dan kompleks agar kedua media tersebut bisa saling bekerja sama dalam mendistribusikan sumber daya dan data yang ada.
Jika salah satu mengalami kendala, tentu akan memengaruhi kinerja jaringan yang akan mengakibatkan sulitnya data diakses oleh perusahaan.
Tugas supervisor adalah
Keamanan privasi lebih terjamin
Tujuan utama penggunaan cloud tidak lain adalah untuk menjaga data perusahaan dan customer/klien tersimpan dengan aman. Maka dari itu, hybrid cloud menawarkan penjagaan dan kontrol terhadap data dengan sistem keamanan terpadu.
Dengan gabungan kedua jenis media penyimpanan tersebut, data penting perusahaan bisa tersimpan di private cloud, sementara data umum bisa diakses oleh pengguna lain melalui public cloud. Terlihat cukup aman, bukan?
Supervisor Harus Lulusan Apa?
Bagi karyawan baru, umumnya perusahaan menetapkan standar mempunyai ijazah sarjana untuk melamar posisi supervisor. Namun, ada pula perusahaan yang melihat dari sisi pengalaman kerja. Selain itu, ada pula posisi supervisor yang diberikan pada karyawan unggul dan telah berprestasi sehingga dianggap mampu menempati jabatan tersebut.
Berdasarkan paparan tersebut, supervisor tampaknya mempunyai banyak tanggung jawab yang perlu dilakukan. SPV atau Supervisor dapat dibagi menjadi beberapa tugas sesuai dengan bakat dan pengalaman mereka, misalnya: supervisor produksi, pemasaran, manajemen, dan seterusnya. Supervisor memainkan peran penting dalam perusahaan.
Skill yang harus dimiliki oleh seorang supervisor, tak serta merta muncul dalam diri individu. Dibutuhkan training dan pembiasaan agar dapat mencetak individu-individu andal sebagai supervisor. Perusahaan yang hebat, harus membekali pelatihan untuk SDM-nya agar tidak berhenti mengembangkan skill dan mengasah kemampuan. Termasuk pula keterampilan yang dibutuhkan sebagai supervisor.
Supervisory skills merupakan salah satu program pelatihan dari Briktru Indonesia. Hebatkan sumber daya supervisor di perusahaan Anda. Dan kami adalah partner tepat bagi perusahaan Anda karena melaksanakan pelatihan dengan metode evaluasi L3. Hubungi tim Briktru Indonesia untuk menjalin kerjasama.
Denny P. Ardityo : wa.me/628569876762
Emi Handayani : wa.me/6281329294899
Vini Indrianti : wa.me/6287877392447
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/responsibilities-of-a-supervisor
https://en.wikipedia.org/wiki/Supervisor
Apa Itu Supervisor. Baca juga >>
Public Speaking Modal Komunikasi Era Modern Bukan Sekadar Bicara
Pengembangan Karyawan Upskilling dan Reskilling
Menginginkan Pelanggan Tetap Setia? Perhatikan Customer Service Anda
Halo, Sobat EBT Heroes! Setiap kali membaca berita atau artikel yang berkaitan dengan emisi karbon, tentu istilah “karbon netral” atau neutral carbon dan “net zero” sudah tidak asing lagi ditemukan, bukan? Walaupun jika dilihat secara sekilas maknanya memang terlihat sedikit mirip, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, loh. Mau tahu apa saja yang membedakan? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Karbon Netral?
Karbon Netral atau Neutral Carbon didefinisikan sebagai kesetaraan antara jumlah karbon yang diproduksi dengan karbon yang dapat diserap. Penilaian karbon netral dilihat dari emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan dalam scope 1 dan scope 2. Mengacu pada National Grid, scope 1 mengacu pada emisi yang bersumber langsung dari sebuah perusahaan. Contohnya seperti gas pembuangan hasil penggunaan bahan bakar untuk menyalakan kendaraan atau alat-alat yang dimiliki.
Sementara itu, scope 2 merujuk pada produksi emisi tidak langsung yang berasal dari tempat di mana perusahaan membeli dan menggunakan suatu energi. Salah satu contoh dari jenis lingkup karbon ini adalah emisi yang dihasilkan dari listrik yang digunakan oleh gedung-gedung perusahaan.
Namun, sesuai namanya, fokus karbon netral biasanya hanya pada aspek karbon dioksida dan mungkin tidak memperhitungkan gas rumah kaca lainnya, seperti metana atau dinitrogen oksida, yang juga berkontribusi pada pemanasan global.
Lalu, bagaimana dengan Net Zero? Net Zero memiliki konsep yang lebih luas dan mencakup semua jenis gas rumah kaca, bukan hanya karbon dioksida. Dalam konsep net zero, manusia tidak hanya menargetkan pengurangan emisi karbon, tetapi juga gas rumah kaca lainnya dalam setiap aktivitas operasional mereka, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi akhir.
Dalam net zero, pengurangan emisi harus sedalam mungkin dan mencakup seluruh rantai pasokan. Artinya, tidak hanya scope 1 dan scope 2 yang dikurangi, melainkan sampai scope 3, yaitu semua emisi yang bukan merupakan hasil dari aktivitas atau aset yang perusahaan miliki. Dengan kata lain, scope 3 berada di luar jangkauan perusahaan. Contohnya seperti ketika pelanggan membeli, menggunakan, dan membuang produk dari pemasok atau supplier.
Mengacu pada penjelasan dari lingkup jenis tersebut, pendekatan ini biasanya memerlukan transformasi yang lebih menyeluruh, seperti mengubah sumber energi menjadi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi secara signifikan sehingga membuat manusia juga harus benar-benar mengurangi emisi dari proses dan operasi utama mereka.
Dilansir dari Science Based Targets Initiative, net zero sering dianggap sebagai tujuan jangka panjang yang memerlukan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dan energi untuk benar-benar menghilangkan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Karena itu, langkah penanganan untuk mencapai kondisi yang mendekati net zero lebih sulit dan kompleks.