Menghilangkan Material Organik
Saat mengolah limbah cair, pemberian mikroorganisme juga harus dilakukan. Pemberian mikroorganisme ini dilakukan agar material organik yang berada di dalam air akan hilang dan hancur.
Menghilangkan Organisme Penyebab Penyakit
Untuk menghilangkan organisme yang menyebabkan penyakit, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet dan menambahkan khlorin.
Menggunakan Kolam Oksidasi
Menggunakan kolam juga menjadi metode penanganan secara biologi yang dapat dilakukan.
Muncul Sejumlah Penyakit
Kemunculan sejumlah penyakit yang disebabkan karena limbah cair mungkin bukan menjadi hal baru lagi yang ditemukan. Tidak sedikit pencemaran lingkungan yang muncul diakibatkan karena limbah dan akhirnya menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Dengan bahaya yang ditimbulkan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan baik. Selain itu, standard pengolahan juga harus dipenuhi sesuai dengan aturan. Bahkan, orang yang memiliki tanggung jawab pada pengolahan tersebut juga harus disertifikasi.
Sertifikasi dapat diperoleh sesudah mengikuti pelatihan khusus. Anda dapat bekerjasama dengan Mutu Certification untuk proses sertifikasi ini. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi, serta menjadi mitra terpercaya bagi lebih dari 3.000 perusahaan, tim tenaga ahli profesional Mutu International siap membantu perusahaan Anda.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
Air limbah domestik (greywater) merupakan air buangan yang berasal dari kegiatan dapur, toilet, wastafel dan sebagainya yang jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran dan dampak terhadap kehidupan di air. Salah satu upaya dalam mengelola limbah domestik yaitu dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penurunan BOD, minyak dan lemak pada limbah rumah makan dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. Proses penelitian ini meliputi proses pembiakan bakteri (seeding) selama 2 minggu, dilanjutkan dengan aklimatisasi selama 3 hari dengan arah aliran down flowup flow dan dilakukan secara duplo di Laboratorium menggunakan reaktor yang terbuat dari kaca dengan dimensi tertentu, bioball dan tanaman kiambang dan debit 0,34 ml/detik menghasilkan efisiensi penurunan BOD sebesar 68,98% dari konsentrasi awal BOD 785,5 mg/l menjadi 235,29 mg/l. Sedangkan efisiensi penurunan minyak lemak sebesar 96,60% dari konsentrasi awal 5213 mg/l menjadi 177,5 mg/l. Dari hasil penelitian yang dilakukan, pengolahan dengan bioball dan tanaman kiambang mampu menurunkan parameter khususnya BOD dan minyak lemak, tetapi nilai tersebut masih diatas baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003.Kata Kunci : Biofilter aerob, bioball, tanaman kiambang
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ�[ë�Û¸ÿ ÿƒ>Ú‡µV$E=ŠÃyõn{¹KÚ.ÐÉ}Ю��Î^Ûµä¢é_ß™á[eß!ÀÆ–†ÃáÌð7Ò·¯N}û¥yì“ï¿¿}Õ÷Íã×Í:ùt{8þv{ÿí¸¹ýØ<µû¦oû~H^¿}“¼¾ùâö¯,a2‹äþËË,Éà<©dšIYgiQ%÷Ï/_dÉþùñå‹O‹�Ë_löO‡åJ,vÍ×f�’÷K¹hŸ–+ÆÍ×dù[rÿ·—/ÞÁ$8‘a-¸HKæ³þ´x£|DÛÄhó,•Ú6J›§µiO1ZÉÒ¢i£k“2e¾wûõrU,ÎK±èúåJ.NmlxÎÄH,Ÿöß`�4Ë—É*Kg"Od-Ó/Wùü1_¤iìODû’•iY|YŒ|8ç韶SâÌRÔµÕ{^Öu5Tý@Ù¢Ž):¹ýˆ*þåÍÝÛ$6¼Hw{V³¤”eʦünÄ�üò€ \¦e®Y~|‡0ñë�ø÷â= _¼Z2 \q9¼ÇÝ’,WåâýÝ/¯�$WϲÏ߸‡wøý±í”Õi!Bf—ŇËâSþ]ÔEZ_ÅOLx¯aR ØšÄ,�Oî+b¾YV°„Á(ƒmRoÀ§Åý»ŸýðþÃ�ˆÞwÑ�Ç]$¼‡Àx,ãUh¼ mÀÑ0¬TEs$ÚnúÙO`³šl¦ÜQ€ˆMÈ!?˜VÉùŒ’‹:W1‘óÄðx—�R6èËýž–ÅÂÄCðíƾ€å3É»v NûŒNü€� ÿê½€ïÄíÔŸ?ŠÁŸÃÙ|ïÏF¶ø8gŠåƼ#ýi‰!˜¤Ùbp–MLÏÚÓR¦k%ÎÛº§¡„J�XȪÉ\¾fV1Z@Mˆ¤-.›¦÷frKî70»s·¬Gµ>MÑ�>yÔý�Ár涾[ê~IHÂK;CcøŸƒÞ€£kÂç¥XíqjÚmƒŽ`¤æ…Õ-ªÍHNrz‚ ��´�j1D@ÃÛühcæ:5kåð�Þïp ½¾¡Y…óú@ÚQ¼ŸíHpXд¨Û^m
Kegiatan industri dalam menghasilkan suatu barang dan atau jasa memberikan berbagai dampak positif dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Namun dari setiap kegiatan produksi yang dilakukan oleh industri tentu menghasilkan dampak negatif juga yakni limbah sebagai hasil sampingan dari kegiatan industri tersebut. Limbah yang disebut juga polutan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari suatu industri, baik industri besar maupun industri kecil. Efek dari limbah yang dihasilkan itu tentu bisa mengganggu keseimbangan lingkungan. Salah satu limbah yang dihasilkan suatu industri dapat berupa limbah cair. Limbah cair merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair atau polutan yang dihasilkan oleh suatu industri harus diolah dengan baik agar tidak melewati batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pengolahan limbah cair adalah menjaga air yang keluar tetap bersih dengan menghilangkan polutan yang ada dalam air limbah tersebut, atau dengan menguraikan polutan yang ada didalam air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan tersebut. Sebelum melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengolahan limbah cair, industri harus memahami manajemen pengelolaan limbah seperti menetapkan kebijakan dan prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah, kebijakan untuk minimasi limbah sebelum menghasilkan dan mengolah limbah, menetapkan personil yang bertanggung jawab terhadap penerapan prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah serta melakukan evaluasi penerapan prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan limbah meliputi
Ada beberapa cara pengolahan limbah cair yang dapat dilakukan di industri yaitu:
Sebelum membuang limbah cair ke badan air, sebaiknya industri harus memastikan bahwa limbah cair yang dibuang telah aman bagi lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengambilan sampel limbah cair yang dilakukan di titik outlet pengolahan limbah cair yaitu titik setelah pengolahan limbah cair selesai dilakukan namun sebelum dibuang ke badan air. Pengujian sampel tersebut bisa dilakukan di laboratorium internal maupun laboratorium eksternal yang telah terakreditasi. Hasil pengujian yang dikeluarkan sebaiknya dibandingkan dengan baku mutu sesuai peraturan perundangan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh pemerintah dan yang masih berlaku. Baku mutu dapat didefinisikan sebagai ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Adapun peraturan yang mengatur baku mutu air limbah yang berlaku saat ini secara nasional adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Peraturan ini mengatur baku mutu air limbah untuk industri pelapisan logam, industri galvanis, industri minyak goreng, industri monosodium glutamate, industri inosin monofosfat, industri pengolahan kopi, industri elektronika, industri pengolahan susu, industri pengolahan buah-buiahan dan/atau sayuran, industri pengolahan hasil perikanan, industri hasil pengolahan rumput laut, industri pengolahan kelapa, industri pengolahan daging, industri pengolahan kedelai, industri pengolahan obat tradisional atau jamu, industri peternakan sapi dan babi, industri petrokimia hulu, industri gula, industri gula rafinasi, industri cerutu, proses primer basah dalam industri rokok dan/atau cerutu, proses primer kering dalam industri rokok dan/atau cerutu, proses sekunder dalam industri rokok dan/atau cerutu , dan industri oleokimia dasar. Baku mutu limbah cair bagi industri diatas ditetapkan berdasarkan kemampuan teknologi pengolahan air limbah yang umum digunakan atau berdasarkan daya tampung lingkungan di wilayah industri tersebut untuk memperoleh konsentrasi atau beban pencemaran yang paling tinggi. Baku mutu untuk tiap industri tentu berbeda untuk setiap parameter dan persyaratannya. Sebagaimana bisa dilihat di Tabel 1 untuk baku mutu industri pelapisan logam dan galvanis, pada Tabel 2 untuk baku mutu industri Penyamakan Kulit, dan Tabel 3 untuk baku mutu minyak sawit dibawah ini.
TABEL 1. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI INDUSTRI PELAPISAN LOGAM DAN GALVANIS
TABEL 2. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
TABEL 3. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI INDUSTRI MINYAK SAWIT
Namun demikian, ada beberapa permasalahan dalam mengolah air limbah di industri yang harus diperhatikan, yaitu:
Secara ekonomis, industri akan lebih mudah untuk melakukan pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpisah daripada yang telah tercampur dengan sumber air limbah lain. Industri diharapkan sedapat mungkin memisahkan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan produksi dari limbah cair domestik ataupun dari air hujan. Dengan demikian pelaksanaan pengolahan air limbah industri dapat dilakukan dengan optimal, air limbah yang telah diolah dapat dialirkan ke badan air dan tidak memberi dampak buruk pada lingkungan sekitar.
Affam, A. C., & Chaudhuri, M. (2013). Degradation of pesticides chlorpyrifos, cypermethrin and chlorothalonil in aqueous solution by TiO2 photocatalysis. J Environ Manage, 130(0), 160-165, doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.jenvman.2013.08.058.
Andreozzi, R., Caprio, V., Insola, A., & Marotta, R. (1999). Advanced oxidation processes (AOP) for water purification and recovery. Catalysis Today, 53(1), 51-59, doi:http://dx.doi.org/10.1016/S0920-5861(99)00102-9.
Beulah, S. S., & Muthukumaran, K. (2020). Methodologies of Removal of Dyes from Wastewater: A Review. International Research Journal of Pure and Applied Chemistry, 68-78.
Cheremisinoff, N. P. (2001). Handbook of water and wastewater treatment technologies: Butterworth-Heinemann.
Clark, R. M., Hakim, S., & Ostfeld, A. (2011). Handbook of water and wastewater systems protection (Vol. 2): Springer.
Kristijarti, A. P., Suharto, I., & Marieanna, M. (2013). Penentuan Jenis Koagulan dan Dosis Optimum untuk Meningkatkan Efisiensi Sedimentasi dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah Pabrik Jamu X. Research Report-Engineering Science, 2.
Ladhe, A. R., & Krishna Kumar, N. S. (2010). Application of Membrane Technology in Vegetable Oil Processing. 63-78, doi:10.1016/b978-1-85617-632-3.00005-7.
Martini, S., Afroze, S., & Roni, K. A. (2020). Modified eucalyptus bark as a sorbent for simultaneous removal of COD, oil, and Cr (III) from industrial wastewater. Alexandria Engineering Journal.
Martini, S., Ang, H. M., & Znad, H. (2017). Integrated ultrafiltration membrane unit for efficient petroleum refinery effluent treatment. Clean Soil Air Water, 45(2), 1-9, doi:10.1002/Clen.201600342.
Martini, S., Znad, H. T., & Ang, H. M. (2014). Photo-assisted fenton process for the treatment of canola oil effluent. Chemeca 2014: Processing excellence; Powering our future, 1519.
Spellman, F. R. (2013). Handbook of water and wastewater treatment plant operations: CRC press.
Sridhar, S., Kale, A., & Khan, A. A. (2002). Reverse osmosis of edible vegetable oil industry effluent. Journal of Membrane Science, 205(1–2), 83-90, doi:http://dx.doi.org/10.1016/S0376-7388(02)00065-0.
Wahi, R., Chuah, L. A., Choong, T. S. Y., Ngaini, Z., & Nourouzi, M. M. (2013). Oil removal from aqueous state by natural fibrous sorbent: an overview. Separation and Purification Technology, 113, 51-63.
Operasional industri kelapa sawit di Indonesia tak pernah lepas dari masalah lingkungan yang serius terkait limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME).
Pasalnya, jika tidak Anda kelola dengan baik, maka proses pengolahan kelapa sawit akan menghasilkan POME dengan kandungan berbagai zat organik dan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan.
Mulai dari air (95%-96%), minyak (0,6%-0,7%), dan padatan sisa-sisa buah sawit yang memiliki nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang sangat tinggi.
Melalui artikel ini, kita akan mengetahui terlebih dahulu dampak limbah cair kelapa sawit bagi lingkungan. Kemudian kita juga akan mengetahui bagaimana cara mengolah limbah kelapa sawit tersebut dengan mesin Reverse Osmosis (RO).
Mar Cara Pengolahan Limbah Cair yang Tepat
Pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan tepat. Limbah cair menjadi salah satu jenis limbah yang banyak dihasilkan dari proses produksi industri, sehingga limbah begitu identic dengan sampah industri.
Sayangnya, karena pengolahan yang kurang tepat, tidak sedikit kasus pencemaran lingkungan yang terjadi. Sehingga, sumur warga tercemari. Lantas, bagaimana cara menangani limbah cair?
Cara Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit
Teknologi Reverse Osmosis (RO) dapat digunakan dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit. Namun, sebelum proses RO dilakukan, limbah cair tersebut harus melalui beberapa tahapan awal untuk memperoleh kualitas yang memadai. Tahapan-tahapan tersebut meliputi proses aerobik, anaerobik, clarifier, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sejumlah besar kontaminan dan mengendalikan konsentrasi zat-zat terlarut sebelum airnya diolah menggunakan RO.
Proses RO pada limbah cair kelapa sawit bertujuan untuk menghasilkan air yang dapat digunakan kembali, dalam konsep yang disebut sebagai “reuse” air. Air yang telah melalui tahap RO tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan toilet, irigasi, atau aplikasi lainnya.
Namun, perlu dicatat bahwa sistem ini jarang digunakan dalam industri kelapa sawit. Lebih sering, penggunaan sistem RO untuk air “reuse” terjadi di apartemen, hotel, mall, dan tempat-tempat lain yang memiliki kebutuhan air tinggi, tetapi pembelian air PDAM terlalu mahal.
Penggunaan teknologi RO dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit atau dalam konsep “reuse” air merupakan solusi yang berkelanjutan dan dapat membantu mengurangi konsumsi air bersih serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya air.
Mengganggu Kesehatan Manusia
Limbah cair kelapa sawit juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Jika limbah mencemari sumber air minum, maka manusia yang mengkonsumsi air tersebut dapat terkontaminasi patogen penyebab berbagai penyakit perut dan pencernaan. Seperti diare, tipes, kolera, keracunan makanan, atau infeksi parasit.
Beberapa kasus limbah juga dapat menyebabkan iritasi dan gangguan kulit, apabila manusia terpapar langsung dengan zat-zat kimia dalam limbah. Reaksi alergi, dermatitis, atau bahkan luka bakar kulit dapat terjadi akibat paparan yang berkepanjangan atau berulang.
Mencemari Lingkungan
Limbah cair sebagian besar adalah air yang sudah terkontaminasi dengan sejumlah zat berbahaya, sehingga mempunyai dampak yang begitu besar untuk masalah pencemaran lingkungan.
Limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dulu dapat membuang lingkungan tercemar. Jika limbah cair dibuang ke tanah, maka tanah akan menjadi berkurang atau bahkan rusak kesuburannya.
Limbah juga dapat mencemari sungai, karena memiliki sejumlah kandungan bahan kimia yang berada di dalamnya. Bukan hanya membuat air sungai menjadi kotor, tetapi kehidupan biota yang berada di dalam air juga akan terancam karena limbah.
Dampak lain limbah cair yang tidak diolah adalah kerusakan ekosistem lingkungan. Bukan hanya kesuburan tanah saja, tetapi kehidupan hewan dan tumbuhan juga dapat terganggu karena keberadaan limbah.
Air limbah bukan hanya membuat keasaman pH yang ada di tanah menjadi berubah, tapi juga memiliki kandungan senyawa kimia yang berbahaya. Senyawa ini mampu membunuh mikroorganisme serta hewan kecil, bahkan tumbuhan yang ada di sekitarnya.
Kekacauan ekosistem ini merupakan salah satu dampak buruk dari limbah yang tidak boleh disepelekan begitu saja.
Yuk, Kelola Limbah Cair Kelapa Sawit dengan Baik dan Aman!
Itulah beberapa penjelasan dasar yang perlu Anda pahami dalam mengolah limbah cair kelapa sawit yang tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Pada intinya, untuk mengimbangi permintaan pasar terhadap CPO dan PKO yang terus meningkat, Anda perlu mengadopsi metode pengolahan limbah kelapa sawit yang efektif dan berkelanjutan menggunakan beberapa teknologi canggih.
Untuk membantu Anda melakukannya, Anda bisa berkonsultasi dengan salah satu tim Tanindo dengan cara menghubungi kontak Tanindo.
PT. Tanindo Anugerah Nusantara merupakan sebuah perusahaan jasa Water treatment Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan air bersih, air minum, dan air limbah, yang didukung oleh tenaga yang berpengalaman dan terlatih.
Tanindo telah mengerjakan berbagai proyek pengolahan dan penjernihan air dari Sabang hingga ke Merauke dengan skala project dari yang kecil sampai yang terbesar.
TANINDO juga dapat bertindak sebagai konsultan maupun kontraktor untuk banyak perusahaan air minum dalam kemasan ataupun isi ulang di berbagai wilayah Indonesia yang berupa pembuatan sistem air minum karyawan untuk pabrik-pabrik dengan jumlah karyawan skala menengah hingga padat karya (> 2000 karyawan).
Di dalam setiap instalasi pengolahan limbah maupun air, Tanindo menerapkan standar-standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar SNI, BPOM, AMDAL, KAN, MUI dan ISO.
%PDF-1.4
%âãÏÓ
1 0 obj
<<
/Type /Catalog
/PageLayout /OneColumn
/Pages 2 0 R
/PageMode /UseNone
>>
endobj
2 0 obj
<<
/Kids [3 0 R 4 0 R 5 0 R 6 0 R 7 0 R 8 0 R 9 0 R 10 0 R 11 0 R 12 0 R 13 0 R 14 0 R 15 0 R 16 0 R 17 0 R 18 0 R 19 0 R 20 0 R 21 0 R 22 0 R]
/Type /Pages
/Count 20
>>
endobj
3 0 obj
<<
/Resources
<<
/Font
<<
/F3 23 0 R
/F2 24 0 R
/F1 25 0 R
>>
/ProcSet [/PDF /Text]
>>
/Contents 26 0 R
/Parent 2 0 R
/Type /Page
/MediaBox [0 0 612 792]
>>
endobj
26 0 obj
<<
/Filter /FlateDecode
/Length 5122
>>
stream
xœ\Ûr·Ñ¾×Sðr§J\-s€î¬8±%¶)•‹?ÿeQâ†ÅÈK§üX~à ènÌÌR4V¥*jwÓ }úºüçÉž¼xýäÙŸÜ™s[?�½~÷dwÿ>½²Û¦49ü�wÛx†mÎ^xò›³îÿÏ^ÿùÉ_?ùÛ£‰„�ßN“¥â–Tü™ÛÝ̸
ÃÙè|nH„^vçÎo¾êúÍŸ»óà7ßu!å¯çÁm¾Ï?žuçãæ5¶ùcþJ¿ÏCnéÝæ~<ëœÛüˆïC+zþ
¶ý¡6‘>¾Í߾§ßó‹™<=FrÍÏ_pkxþ-~.äó@äkþ_—1~�?ÊüÓL;¤þwœÖÊ<‚u1�Û]¬X×FÈ÷VqHº˜Èóïqp4·àßW2C8Î�¤
¹uË8B?mûzëò[7ùø�P9ªaÊ2Jt^uasèÎýæ>�qؼÍ_÷}@ r›üÏÝyŸÛð|ü]—¿•×ä!’ûÔùT(ù!sÁõ@)KÝ·Eæ÷ÛüСþàÛûÌ0lƒ¼ìÎÓæCçKƒOðݶ…OO;Ê+0®Ë.!M|‡t…¿ë{Ô÷¼GÓŦ4éë¦pÄŽè´BœúíXBÝ6ù³a˜Àâ ¡o:?ò‰#ôùæB+ñŠWøN¦‚ë…Ó{«ñü5óþ£L¾°!5iËpCßoc¬†»Nèaë³v»<ëLÍŸ@%«vV¹!âHæO�‹›ý›<¿,[™IE4ÎÁ–º2Áeï7ÿíÜ´Ùßc»Q"@äÿXB^G�3–Sã6k&3NÙn “ƒT¾yÑ�츬±Ø8O¿¾l™n@i{hs´¤E»°=�ŠývŠg}Úm‡x™·¾&ó]w>�!qÙj€�Ü‹ø>Á£}çQº‚'“ –Åè*›,j
Ïâ�ßðh°ÈVmü
¾~‹
-% �ý½-Ö;€Ér@”/áWzùßð2öü!ßñËŸØ�É·u'Q,¿Líc&3ÙŸÑ2î‰ì9Ødrð¢ÓòÇp¸h`~Œ”eþy™~·}E†lÇ¿Ì‘l²{ÅËÕ 6qöã¸Xc
³oˆ…
Tý˜M£¥z-BŸ˜ÿ‰lÛÛâöŠD¼‡•Ém|”EÊNå€-®±þü—IßwI¤$¿ð«%“ð)= ž]Âb“ð ]dôÕ¬ãJ|z~ž^aO 2DÙŽ:PcÒ¨}™QÒ‰ð9öúõÐìeáŒù
›ßñPÙÎÉ÷ÂÕÛB¼f-Í©ä útŠŒ„ÓÈH¥E>;¤7VáëUvi„Ç�5ýÚÚx•TŸñ̯x¹òC\áÌŠY�Fò3/7wÊË0[«kY«¿~‡¿cO¥•XT3nzƒü¤Ï¦|‹Süµë=�^‰;²q÷²n8ÏÙärã1Y<êwly"Ñ�ðó;þ‰tØÕƒ0S(aTÀ¹ze€Ò5>Ø™Yõ²Ô«ê`‘‘½1˜sÛFÓ”.—ó\.¾“•FÛp†©÷ÜK5lÕŸ§,A•e$^hP@�ß´ŒfÄ Ð™}£AËSz0–>ö]S‡tܲ)í@_\w>ù•»¥÷I<ÜæFâ¡ÚE�J£"ÒlË®"“} ÁéÅLiwƶè88nr®^ ò¿V²Þ,N\ŠJ8‹aÉ&gÂ4bªŒ‘r2껧ʄDô»0ج–ðW]…á/(ñF–[\É Øc܉Ib’[š^yRXŒ]rþ¨]Êo‹xD~“SºÓ¦Æ²�ÐQ¢!j^IçÈb�~Y"Â{åX !²Ð®«�Ä×ÊP�:ï–jÃBþûí½ƒ¬˜õ €)¦¹$ócç«Ùž’’#�‡"èFgàƒ}e4dÕ®—ñ(¼s§L.R&q×HÝJœôûÖhÒ�áËj�©ÙSÈ‹,Êþp_Rð„QÑczx
™Á%Ü*ühmYÑ*²qÒ⫲jŠfTð¬]ÏQÒ¿6-]æ�µîò+~œ»º}2H-þÍgøßûª—ìçw˜mŸÖ„_eˆð÷_]‡ÉÆâ¹3‡ˆ›Ô/nBqÁ+/‘—*ØÆÞp䚟iàPôý/Á·0Íå¡…ma´ÇãÙ†1U
4È¿~Ã~;Xz]pFfÈ+βe]ºÓHøp‚JŒìŒ_PƳ ö‘j‘nÛ’BðºÄF§]‚Pÿq’G³S{½5sß×éÅ|&~V¿øï{ËaEjù4*¨É!2 —šüPSµWÉD+i% ò_1ÉXöÐAýSžÅ
båÆ¡x-!zcµ�>ž 9uË|˜êˆÁd¸JôVV’x×5·J*¯€•y«É2Ⱥ
J¡±iðAÒJ½vqQy H?\ψV˲ò&ˆöi> 2ùgöm?Àr`tÙ!¢Ã$¤å}+„ȱ–w‚ ¾eÉR0ÉvkUËÔGw—“?îèˆîã<×z€á&ã·‚�ÙÙUƒ¿Ð¨P-ëѧ\a³,~e•»¹_òbX›BS™Ïó�°=ýÝ5«[ÌÏós?¬Ñ·1>¸Ê%¨1Ä�“}¾e,
í2”§ÍN$8@ìBè�*/ñ�CÓ–®_ÓІzhßþ"*‹F–FIEÙ”f
²$
Lá:Ñ‹…î7ÉòåïÝÀÆmI*�Få²0öøuD}ÊO~…aþJÈ?•YexY†òf]¯égÊðUõ(}8Oæ–$vhÏšd;XäÓ´
lCKc¤…7ëÑ´%eá¹%s4‘¾¾»ñ!€2Û.~+–9ÎâPd€Ü‰$à‚ÓGŸœT
&
�’Újìq'[/ßhÒ¢èwUö&&S@!µË�•Ôp þÌZq…;¦þ'Ê�i¦,½2Ê‹\q>“hÄÎêEËF¥�,O8Cà8M`ª—³ñÏÝÖZIcÏm+d_qñÀ-(m….`%Ó˜9Ï٘ᗉÒHPƒŸá€ŸbUã!é1ç*É· |Ýb\ %`ƒaA}.Q·Ì¸Úö‚y0F–Ìó’U¡É÷æ%AûdHFTÓ,Å»*ÆÀ.ìRáªÞðƒbÛáó
&üº£ýŸ$:P‡2ÀšQª ýÃýÀë”ï´]�ÀÖ ì$x.L)>‰Ë€ÍÞ ä`ðÛxš3˜‰Á3˜—I4Üy]ñaèu@‡•m�4x6)Aö®- ¤ýð'²¥ßQ,zªv�îǸuÃç]ä3ªëJ„M Ü!‰óKnnÝ�uƒÅ”�Òå·5·e½’+Î
&Å©)ÍzH=Ä"¶CÚÌj¸{6“¥»»*ûh ~¦ŽÀN´N\Á€HòÎÑ}¿Sl©àÜÊõ"5[Æ·´ÎO
r¨ïgÕFcªMÁF„�g‰íâ8^ £í¬ä%u ȵ©_½ê’£—j@¦p3ËF0¼Á;_ˆ_†· Dampak yang paling nyata adalah pencemaran air dan udara. Limbah cair kelapa sawit mengandung banyak zat organik, seperti minyak dan lemak, serta bahan kimia seperti limbah pabrik pengolahan dan pestisida. Jika tidak diolah dengan benar, maka limbah tersebut dapat mencemari sungai dan danau yang secara tak langsung akan mengurangi kualitas air serta merusak ekosistem air. Limbah cair tertentu juga dapat menghasilkan gas yang mencemari udara, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia dan hewan. Seperti gangguan pernapasan, iritasi mata atau hidung, dan bahkan penyakit paru-paru.Pencemaran Air dan Udara